Indahnya Gunung Berwarna Pelangi

Gunung warna-warni seperti pelangi ini terbentang di wilayah barat daya dan tenggara Cina. Lanskap menakjubkan ini disebut Gunung Danxia, hasil fenomena geologi yang diperkirakan mulai terbentuk sejak 24 juta tahun lalu – zaman Cretaceous.

Warna-warni di Danxia kini menjadi hit di jagat maya, setiap posting dari orang yang pernah berkunjung ke tempat ini dianggap hoax. Memang cukup sulit percaya melihat alam yang bisa seindah ini, seolah-olah lukisan impresionis Sang Pencipta.  Ah, kita nikmati saja foto-foto berikut.

 

Sumber:
dailymail
likes

Pantai Buatan Dalam Kubah Terbesar di Dunia

Guna menciptakan tempat wisata sesuai idaman, sudah banyak tempat di dunia ini memiliki pantai buatan – artificial beach. Namun, Jepang punya keistimewaan dengan pantai buatan dalam ruang.

The Ocean Dome, demikian nama tempatnya. Kawasan wisata pantai buatan ini jadi bagian dari Sheraton Seagaia Resort. Panjangnya 300 meter dan lebar 100 meter, dilengkapi berbagai fenomena alam buatan. Mulai dari lelehan lava gunung vulkanik, pasir dan pohon kelapa buatan, serta atap kubah yang tetap menampilkan langit biru walaupun di luar sedang hujan deras.

 
Pantai buatan ini ternyata sudah ada sejak tahun 1993. Selama dua dasawarsa sudah jutaan wisatawan mengunjunginya. Tercatat, rekor pengunjung terbanyak pada tahun 1995 mencapai 1,25 juta orang per tahun berikut. Untuk memanjakan mata kamu, kita lihat saja foto-fotonya berikut ini.

Sumber:
funnilogy

Tembok Air Mata Tinggi di Hawaii

Tebing tinggi lebih dari 5000 meter menciptakan aliran ‘air mata’ yang tak terhitung.
Gunung Waialeale (atau Wai’ale’ale) adalah kawah gunung berapi dan titik tertinggi kedua di pulau Kauai di Kepulauan Hawaii. Dalam bahasa Hawaii, Wai’ale’ale berarti “air beriak” atau “air meluap.” Di tempat ini curah hujan cukup tinggi rata-rata 11500 mm per tahun, dan pernah mencapai rekor 17300 mm di tahun 1982.

Dengan tingginya tebing sehingga membentuk aliran air yang tak terhitung. Di salah satu tempat disebut “Wall of Tears” atau tembok air mata, karena ada begitu banyak air terjun seolah-olah tampak seperti aliran air mata.

Ada beberapa alasan mengapa Wai’ale’ale memiliki curah hujan yang tinggi. Pertama, Kauai sebagai tempat di sisi utara Kepulauan Hawaii, memiliki lebih banyak eksposur terhadap sistem frontal yang membawa hujan di musim dingin.

Kedua, Wai’ale’ale memiliki bentuk bulat dan kerucut, sehingga bagian puncak menerima paparan angin cukup banyak dan menghasilkan alur ke bawah. Ketiga, puncaknya terletak tepat di bawah lapisan inversi angin 1.829 m (awan hujan), sehingga awan pembawa air tidak dapat naik lebih tinggi lagi dan menyebabkan curah hujan yang kuat.

Bila ingin melihat pemandangan menakjubkan ini, memang tidak mudah mencapai Gunung Waialeale dengan berjalan kaki. Satu-satunya cara adalah dengan helikopter, Anda pun harus mengamati kondisi cuaca. Bila tidak beruntung kawasan ini sering terselimuti awan. Ya, cukup mahal biaya melihat tembok yang penuh air mata ini.

 

Sumber:
amusingplanet.
flickr.

Akademi 1000 Tahun Ada di Situs Warisan Dunia ini

Di tahun 918 – 1392 Dinasti Koryo (disebut juga Goryeo) memerintah di Korea, inilah dinasti kedua atau setelah era akhir periode Three Kingdoms, dan sebelum imperium  Joseon – paling lama memerintah di Korea.

Di masa sekarang, Dinasti Koryo yang beribukota Kaesong terletak di sebelah utara perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Wilayahnya cukup luas yakni terdiri atas 12 lokasi terpisah. Di antara semua bangunan, yang memiliki nilai sejarah tinggi misalnya reruntuhan istana Manwoldae,  makam Raja Kongmin serta sebuah akademi yang sempat berfungsi selama 1000 tahun:  Songkyongkwan Academy.

 
Songkyongkwan Academy.
 
 
Tentunya semua bangunan yang menjadi saksi sebuah warisan budaya Korea sangat penting nilainya. Dan baru-baru ini UNESCO akhirnya memasukkan situs ibukota Dinasti Koryo ini sebagai salah satu warisan dunia.

“Ini peninggalan budaya berharga dan menjadi kebanggaan bangsa kita sebagai catatan yang menunjukkan sejarah panjang bangsa kita,” kata Kim Jin Sok, seorang peneliti di Kaesong Kantor Manajemen City yang bertugas melestarikan Warisan Nasional.

Jadi, selamat untuk pihak Korea Utara karena proposal mereka telah disetujui UNESCO. Negara yang selalu diisukan negatif di mata dunia ini masih mempunyai kesadaran tinggi untuk menjaga warisan budaya mereka.

 

Mausoleum Raja Gongmin

Mausoleum Raja Wang Geon, pendiri Dinasti  Koryo

Salah satu gerbang menuju Kaesong

 

 
 
 
Sumber:
dailymail
koreaorbit.

Satu-satunya Gunung Berapi Bisa Dilihat dari Dalam

Kita sudah sering melihat foto-foto dahsyat saat letusan gunung berapi. Kerap kali menimbulkan pertanyaan, bagaimana isi perut gunung tersebut? Walau sebuah gunung berapi dinyatakan tidak aktif, tetap berbahaya menjelajah ke dalamnya karena berbagai kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

Mungkin, hanya (atau “baru satu ini”) gunung berapi yang bisa dilihat dari dalam. Sebuah kegembiraan bagi penjelajah dan ahli geologi guna menguak apa sebenarnya yang ada di dalam gunung? Thrihnukagigur, gunung api di Islandia jadi jawabannya.

 
 
Sebagaimana diketahui, Islandia memiliki setidaknya 30 gunung berapi. Cukup banyak untuk wilayah yang tidak seluas Indonesia. Dan, Thrihnukagigur (yang diterjemahkan sebagai “tiga puncak kawah”) menjadi satu-satunya gunung berapi yang unik. Sudah dinyatakan tidak aktif selama 4000 tahun terakhir. Pertama kali ditemukan tahun 1974 dan orang yang pertama kali turun ke perutnya adalah Arni Stefansson. Lucunya, ia menggambarkan kunjungan pertamanya penuh kekecewaan. “Aku datang mencari keindahan, tapi malah melihat keburukan,” sesalnya.

Hal ini membuat Arni tak peduli dengan Thrihnukagigur selama 17 tahun, hingga akhirnya ia melakukan penjelajahan yang kedua berbekal lampu penerangan yang jauh lebih baik. Saat inilah ia baru sadar bahwa isi perut gunung ini sangat indah.

 

 
 
Sekarang Thrihnukagigur merupakan salah satu tujuan wisata alam di Islandia. Cara mencapai tempat ini tentunya harus mendaki lebih dahulu setidaknya 45 menit sampai ke pos tujuan di mana terdapat terowongan untuk masuk ke dalamnya. Kemudian wisatawan akan diturunkan dengan lift khusus.

Thrihnukagigur dan dapur magma yang unik di dalamnya menjadi sumber penting bagi para peneliti. Apa yang mereka pelajari merupakan bantuan penting untuk memahami  gunung berapi aktif.

 

 
 
 
 
Sumber:
environmentalgraffiti
Foto:  Pétur Reynisson, Ólafur Ólafsson

Ingin Melihat Harta Karun? Menyelam di Chuuk Lagoon Saja

Chuuk Lagoon yang terletak timur laut Papua Niugini adalah lokasi favorit para penyelam yang amat menyukai cerita sejarah. Pasalnya tempat tersebut merupakan tempat persembunyian dan pangkalan kapal-kapal perang Angkatan Laut Jepang di daerah Pasifik Selatan dalam Perang Pasifik yang merupakan bagian dari Perang Dunia II.

Dulu di tahun 1944, tentara Amerika Serikat dibawah komando Jenderal Douglas MacArthur melancarkan serangan gencar selama 2 hari, akibatnya banyak kapal-kapal Jepang yang tenggelam. Total kapal Jepang yang tenggelam di daerah laguna ini adalah lebih dari 60 kapal.

 Kapal-kapal Jepang tersebut mengangkut banyak “harta karun” yang amat menarik. Yang membuat laguna ini menarik bukan hanya karena cerita sejarahnya yang membuatnya dinobatkan sebagai tempat kuburan kapal yang paling besar di dunia, tetapi pemandangan karang-karang bawah lautnya pun amat menawan. Lihat foto-fotonya di bawah ini.

 
 
 
 
Sumber:
memobee.

Kisah Sedih Jadi Daya Tarik 5 Tempat Wisata ini

Manusia selalu tertarik dengan kisah hidup orang lain, cerita bahagia atau duka. Kisah tentang putri dan pangeran yang akhirnya hidup bahagia selama-lamanya tentu jadi impian banyak orang. Namun, akhir cerita yang tragis bak Romeo-Juliet pun juga kerap dinikmati.

Suka dan duka, tawa dan tangis, paradoks yang bisa menggagas banyak cerita untuk ‘dijual’ kepada khalayak umum. di Indonesia cukup banyak kisah berakhir sedih yang akhirnya menjadi komoditi, seperti misalnya tempat-tempat wisata di bawah ini.

1. Makam Siti Nurbaya, Sumatera Barat

 
 
Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.

Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumbar, terdapat makam Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.

Berada di makam ini, sekilas wisatawan akan diajak mengenang kisah tragis gadis Minang yang dijodohkan paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya. Anda bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.

2. Pulau Kemaro, Sumatera Selatan

 
 
Tak hanya di Sumatera Barat, di tengah Delta Sungai Musi, Palembang, Sumsel juga terselip kisah cinta tragis. Tepatnya di Pulau Kemaro antara Putri Raja Palembang, Siti Fatimah dengan saudagar kaya sekaligus pangeran asal negeri China, Tan Bun Ann.

Keduanya saling jatuh cinta dan sepakat untuk menikah. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan Bun Ann untuk menyediakan 9 guci berisi emas. Untuk menjaga emas tersebut dari bajak laut, guci berisi emas tersebut ditutupi dengan asinan sawi oleh orang tuanya. Melihat isinya hanya asinan sawi, Tan Bun Ann pun kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai.

Namun, guci terakhir yang ia lempar tidak sengaja pecah. Di situlah ia melihat keping-keping emas. Terlambat untuk menyadari kesalahannya, Tan Bun Ann pun terjun ke sungai dan mencari guci-guci tersebut. Mendengar kejadian tersebut, Siti Fatimah pun ikut terjun dengan niat membantu. Sebelum terjun, dirinya berkata, “Jika ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya.”

Tak lama, muncul dua gundukan tanah yang dipercaya sebagai makam Siti Fatimah dan Tan Bun Ann. Untuk mengenang mereka, dibuatlah makam keduanya di Pulau Kemaro dan masih ada sampai saat ini.

3. Air terjun Coban Rondo, Jawa Timur 

 
 
Coban Rondo di Desa Pandesari, Pujon, Malang, Jatim, menjadi air terjun yang ramai dikunjungi wisatawan. Di balik keindahannya, ada kisah sedih Dewi Anjarwati yang menanti sang suami dari medan perang. Sayang mereka tak bertemu hingga maut menjemput.

Di sini, ada batu besar yang konon batu ini dulu digunakan Dewi Anjarwati sebagai tempat duduk selama menunggu suaminya, Raden Baron Kusuma yang berduel melawan Joko Lelono yang menginginkan istrinya. Sampai pada akhir hayatnya, suami yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Ternyata Baron Kusuma dan Joko Lelono, keduanya sama-sama tewas dalam duel tersebut.

Hingga akhirnya kawasan di mana terdapat air terjun atau coban, di situ terdapat batu berukuran besar. Batu besar itu, konon menjadi tempat duduk Dewi Anjarwati yang sudah menjanda atau rondo. Oleh karena itu, air terjun di lokasi ini dinamakan Coban Rondo.

4. Makam Jayaprana dan Layonsari, Bali 

 
 
Di bagian barat Pulau Bali, ada Taman Nasional Bali Barat. Tak hanya menjadi tempat tinggal satwa liar, tempat ini juga menyimpan kisah cinta tragis antara Jayaprana dan Layonsari.

Tak heran, bila ada wisatawan yang masuk ke taman dan menanyakan makam Jayaprana dan Layonsari. Konon, mereka adalah pasangan suami istri yang harmonis. Sampai akhirnya, Raja Kalianget tertarik pada kecantikan Layonsari dan berusaha untuk mendapatkannya.  Dengan licik, sang Raja pun menyuruh Jayaprana pergi ke hutan dan dibunuhlah ia di sana. Sang istri, Layonsari, mengetahui kabar tersebut kemudian bunuh diri.

Menuju pura dan makam keduanya, traveler bisa memasuki sebuah ruangan dalam bangunan seperti balai desa beratap rendah. Sepasang patung lelaki dan perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan Layonsari, mengisi tepat di tengah ruangan.

5. Danau Dendam Tak Sudah, Bengkulu

 
 
Jika Anda traveling ke Bengkulu Utara, Bengkulu. Di sana ada sebuah danau dengan nama unik, yaitu Danau Dendam Tak Sudah. Di balik namanya, ternyata tersimpan cerita cinta tragis seputar danau.

Konon, danau yang berada di Kota Bengkulu ini adalah saksi cinta sepasang muda-mudi. Mereka sepakat untuk sehidup semati, tapi sayang cinta keduanya tidak mendapat restu orangtua. Akhirnya, mereka pun terjun bersama ke dalam danau.

Terlepas dari cerita yang melatarbelakanginya, tempat wisata ini memang menarik untuk dikunjungi. Ada banyak pepohonan hijau yang menyuguhkan udara segar di sekitar danau. Tidak hanya itu, turis juga bertemu kawanan lutung dan monyet ekor panjang yang lucu di sini.

 

 
 
Sumber:
berita-unik.

Waitomo Glowworm, Gua Ajaib yang Dipenuhi "Kilauan Bintang"

Traveling ke alam bebas dan melihat bintang di langit adalah hal yang wajar. Tapi di Selandia Baru, Anda tak hanya melihat bintang di langit. Kemilau bintang juga bisa turis lihat di dalam gua. Kok bisa?

Adalah Waitomo Glowworm nama gua kapur di Selandia Baru terkenal sebagai tempatnya melihat bintang. Gua ajaib ini berada di luar Waitomo, North Island, Selandia Baru. Ini adalah salah satu destinasi wisata yang sangat populer di sana.

Betapa tidak, masuk ke dalam, turis tak hanya bisa melihat keindahan stalaktit yang mengisi gua. Anda akan dibuat terkesima dengan kemilau cahaya yang ada di langit-langitnya. Persis seperti gemerlap bintang di langit.

Setelah dilihat lebih dekat, ternyata cahaya tersebut berasal dari cacing dengan nama latin Arachnocampa luminosa. Dalam kegelapan, hewan ini akan mengeluarkan cahaya berwarna hijau dan biru.

Gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1887. Saat itu, seorang surveyor asal Inggris ingin mengeksplor gua ditemani penduduk lokal sekaligus Kepala Suku Maori, Tane Tinorau.

Cacing-cacing tersebut menggantung di atas langit gua

Pada awalnya, Tane Tinorau memang sudah mengetahui keberadaan gua, namun belum pernah masuk hingga dalam. Akhirnya, ia dan surveyor Inggris mengeksplor hingga bagian dalam gua. Keduanya membuat rakit dan mengarungi sungai di dalam gua.

Lalu apa yang didapat keduanya sangat mengejutkan. Mereka melihat ada banyak cahaya gemerlap di langit gua, mirip seperti bintang. Sontak keduanya terpesona.

Sadar dengan keunikan Gua Waitomo, akhirnya pada tahun 1889, Tane Tinorau membuka gua untuk wisata. Ia dan istrinya menjadi pemandu saat itu. Biaya yang dipungut kepada wisatawan pun sangat kecil. Baru kemudian pada tahun 1906, administrasi gua diambil alih oleh pemerintah.

Turis akan diajak naik kapal mengarungi sungai, dan tengoklah ke atas, ada banyak cacing bersinar seperti bintang

Jika penasaran, Anda pun bisa berkunjung langsung ke Gua Waitomo Glowworm. Nantinya, setiap turis yang datang akan diajak naik perahu dan mengarungi sungai dalam gua sepanjang 250 meter.

Wisatawan akan dibuat terkesima dengan keindahan gua kapur, lengkap dengan stalaktit di dalamnya. Anda akan dibuat semakin terpesona lewat kemilau cacing yang tinggal di langit-langit gua.

Seorang pemandu juga akan menemani tur gua ini. Mereka akan memberikan informasi mengenai gua kepada seluruh peserta tur, termasuk sejarah gua.

Tidak gratis, wisatawan yang datang akan diminta membayar tiket masuk seharga NZD 48 (Rp 380 ribu) /orang untuk dewasa, dan NZD 21 (Rp 166 ribu) untuk anak-anak usia 4-14 tahun.

Sumber :
travel.detik.com

Ketika Air Bah Merubah Epecuen Menjadi Kota Hantu

Epecuen, nama sebuah kota di Argentina yang berubah menjadi kota hantu. Sungguh menyeramkan. Sebelumnya, kota ini jadi tujuan wisata di sebelah barat daya Buenos Aires. Namun, di tahun 1985 terjadi bencana yang merubah segalanya.

Air bah tiba-tiba melanda kota Epecuen dan menenggelamkan kota ini. Banyak orang yang menjadi korban. 

Seorang korban selamat, Norma Berg bercerita mengenai hari naas tersebut. “ Saya punya banyak kucing dan anjing. Beberapa hari sebelum banjir, aku tidak melihat mereka,” kenangnya.”Saya pikir, hewan peliharaan bisa merasakan tanda-tanda bencana akan datang”. Lanjutnya.

Sekarang Kota Epecuen sudah mulai surut. Namun tidak ada yang ingin kembali kesana dan membangun kejayaan kota tersebut.  Begitulah, akhirnya Epecuen menjadi kota terbengkalai dan layak disebut kota hantu.

 

Sumber:
layakbaca

Uniknya Indonesia: Rumah Geser

Bosan melihat lingkungan sekitar rumah yang itu-itu saja, atau ingin menghindari tetangga sebelah yang sering cek-cok? Mengapa tidak pindah ke Kalimantan dan tinggal di rumah geser?

Pengandaian di atas mungkin hanya kelakar biasa. Namun, keberadaan rumah geser – rumah yang bisa berpindah-pindah – memang benar adanya. Kamu bisa menemukannya di Kalimantan Selatan. Masyarakat setempat menyebutnya Rumah Lanting.

bayuvita.blogspot.com
Kalimantan Selatan yang merupakan daerah rawa-rawa dan dilewati sungai-sungai besar yang dipengaruhi oleh pasang-surut laut Jawa, memaksa orang-orang yang hidup di daerah tersebut untuk melakukan pembacaan, pembelajaran, dan penyikapan secara bijaksana. Hasilnya, mereka mampu menciptakan seperangkat kearifan lokal, bagaimana hidup secara harmoni bersama alam tanpa harus menaklukkannya. Salah satu bentuknya adalah keberadaan Rumah Lanting tersebut.

Rumah Lanting merupakan salah satu jenis rumah tradisional di Kalimantan Selatan, Indonesia. Rumah ini merupakan tipe rumah terapung, berbahan utama kayu dan bagian bawah bangunannya menggunakan pelampung.

Rumah Lanting biasanya mengahadap ke daratan dengan konstruksi bubungan  berbentuk atap pelana. Rumah Lanting memiliki dua ruangan, yaitu ruang tamu dan kamar tidur yang masing-masing berukuran sekitar 5 x 3 meter.

Ruang tidur merupakan ruang privat yang  hanya boleh dimasuki oleh anggota keluarga. Sedangkan ruang tamu merupakan ruang publik, yaitu tempat melakukan aktivitas sosial, misalnya menerima tamu dan mengadakan upacara-upacara. Ruang tamu juga terkadang digunakan untuk tempat memasak.

Rumah Lanting mempunyai dua lawang (pintu) masing-masing menghadap ke darat dan ke sungai. Pada kedua didindingnya terdapat dua lalungkang (jendela) kecil. Selain itu, di depan lawang terdapat titian (jembatan) yang menghubungkan Rumah Lanting dengan daratan.

Adakalanya untuk tempat memasak, dibuat ruangan lain yang posisinya menempel. Pada bagian belakang rumah, terkadang juga dibuat bangunan untuk tempat buang air.

Pembangunan Rumah Lanting

Pendirian Rumah Lanting diawali dengan menentukan tempat di mana Rumah Lanting tersebut akan didirikan. Setelah itu dilanjutkan dengan pencarian dan pengumpulan bahan. Setelah bahan-bahan terkumpul, maka pendirian Rumah dapat segera dimulai.
bayuvita.blogspot.com
Aktivitas mendirikan Rumah Lanting diawali dengan membuat fondasi rumah. Kayu-kayu yang hendak digunakan untuk membuat fondasi, dijejerkan ditepi sungai sesuai dengan seberapa besar bangunan rumah yang hendak dibuat. Kemudian di atas bahan fondasi tersebut, disusun susuk dan gelagar. Kemudian di atasnya ditempeli papan-papan yang nantinya akan berfungsi sebagai lantai. Pada tahap ini, kita akan melihat sebuah rakit raksasa.

Setelah bagian fondasi selesai, kemudian rakit raksasa tersebut didorong ke sungai. Setelah sampai pada posisi yang ditentukan, bagian depan dan belakangnya diikatkan dengan tiang pancang yang ada dipinggir sungai. Tujuannya agar rumah tidak terbawa arus. Kemudian di atasnya dibuat kerangka rumah. Setelah itu pemasangan dinding dan atapnya. Setelah pemasangan atap, bararti pembuatan Rumah Lanting sudah selesai dan siap untuk ditempati.

Manfaat Rumah Lanting

Ketika rumah-rumah penduduk di sebagian daerah Kalimantan Selatan terendam banjir sampai tiga meter, Rumah Lanting walaupun hanya dengan konstruksi yang sederhana, namun Rumah Lanting seolah-olah tidak terganggu.

Sampai tahu 1980-an, di pinggir sungai-sungai besar di Kalimantan masih terdapat banyak Rumah Lanting dengan berbagai aktivitas penghuninya, seperti: mandi, memasak, berdagang, dan lain sebagainya.

Namun saat ini, seiring dengan perubahan pola pikir manusia dan adanya upaya dari pemerintah kabupaten untuk melakukan penataan kota, Rumah Lanting semakin sulit untuk ditemui. Jika kondisi ini tidak disikapi secara bijaksana, bukan hal yang mustahil jika nantinya Rumah Lanting hanya tinggal cerita. 

Sumber:
melayuonline

« Older entries