Polri Kecewakan Rakyat dan Politisi Non Demokrat

Polri membuktikan dirinya belum berubah sama sekali, meski corps berbaju coklat itu berkali-kali mengklaim kalau lembaga mereka telah memiliki paradigma baru dalam menangani berbagai kasus kriminal. Terbukti, saat ini pun polisi cenderung tetap menggunakan kambing hitam dalam menuntaskan sebuah perkara.

Kita pasti masih ingat betul kasus mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang menjadi korban pengadilan sesat akibat konspirasi kepolisian, kejaksaan,  penghadilan dan pihak-pihak yang ingin melemahkan KPK, sehingga mantan ketua KPK tersebut dinyatakan terbukti membunuh Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, dan divonis 18 tahun penjara. Kasus busuk seperti ini agaknya akan terulang dalam kasus yang jauh lebih besar, yakni dugaan konspirasi pada pemilu legislatif 2009.

Dugaan ini patut dicermati, karena kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) ditengarai akan terhenti pada dua tersangka saja, yakni mantan juru panggil MK Masyhuri Hasan dan mantan panitera pengganti MK Zainal Arifin Hoesein. Padahal, mereka bukan aktor utama karena sebagaimana diungkap oleh Panja Mafia Pemilu DPR, yang diduga menjadi otak kasus ini adalah Dewie Yasin Limpo (politikus Partai Hanura), Andi Nurpati (mantan anggota KPU yang kini menjadi kader Partai Demokrat), dan mantan hakim MK Arsyad Sanusi .

Sinyalemen kalau penanganan kasus surat palsu MK hanya menjerat Masyuri dan Zainal diungkap juru bicara MK Akil Mochtar, Kamis (25/8/2011). Menurut dia, kasus ini memang sarat dengan muatan politis, sehingga polisi berada dalam tekanan penguasa (Partai Demokrat) dalam melakukan pengusutan.

“Semakin jelas polisi berada dibawah tekanan politik yang kuat. Skenarionya hanya akan pada dua nama itu saja,” tegasnya.

Pernyataan Akil ini memang dibantah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Ketut Yoga Ana, karena dia mengatakan, penyidik kesulitan dalam mengusut kasus ini lantaran tidak memiliki bukti yang kuat. Ia mengaku penyidik hanya memiliki bukti berupa salinan keputusan MK yang memenangkan Dewie Yasin Limpo dari partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk duduk di kursi DPR.

Menurut Akil, alasan tersebut semakin menunjukkan bahwa kasus ini tidak ditangani secara serius. Ia mengaku tidak akan heran jika pada akhirnya polisi akan menghentikan kasus ini dengan alasan kurang alat bukti.

“Justru polisi semakin keliatan tidak profesional. Kasus ini seakan diusut serius, padahal hanya ala kadarnya saja,” cetusnya.

Melihat hasil penyidikan polisi sejauh ini, Akil mengaku telah patah arang kalau penyidik mampu menuntaskan kasus tersebut.

“Polisi akan berhadapan dengan arus besar masyarakat yang menghendaki lembaga itu bisa menemukan aktor utama kasus surat palsu MK,” imbuhnya.

Anggota Panja Mafia Pemilu DPR, Arif Wibowo, bahkan mengatakan kalau dalam menangani kasus ini polisi masuk angin karena diintervensi kekuasaan.

“Karena itu Panja akan membuat kesimpulan politik yang akan menjadi rekomendasi politik. Rekomendasi tersebut akan dengan gamblang menjelaskan yang bersalah dan bertanggung jawab dalam kasus itu,” tegas politisi PDIP itu.

Menurut sumber MIONLINE di lingkungan Polri, Jumat (26/8/2011), Andi Nurpati sebenarnya sudah nyaris menjadi tersangka karena Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komjen Pol. Sutarman sudah mengeluarkan memo internal tertanggal 3 Agustus 2011 yang isinya meminta penyidik Polri menetapkan Andi Nurpati menjadi tersangka. Namun, karena ada intervensi dan kekuatan politis, memo itu terabaikan sehingga Andi Nurpati tak juga dijadikan tersangka.

“Benar ada surat perintah tertanggal 3 Agustus 2011. Entah bagaimana, status Andi tetap saksi,” ujar salah seorang sumber MIONLINE tersebut,.

KIM JUNG TAE

Name: 김정태 / Kim Jung Tae

Real name: 김태욱 / Kim Tae Wook

Profession: Actor

Birthdate: 1972-Dec-13

Height: 185cm

Weight: 77kg

Blood type: A

TV Shows

Killer K (CGV, 2011)

Can’t Lose (MBC, 2011)

Miss Ripley (MBC, 2011)

Sign (SBS, 2011)

Bad Guy (SBS, 2010)

Swallow the Sun (SBS, 2009)

Robber (SBS, 2008)

H.I.T (MBC, 2007)

Dr. Kkang (MBC, 2006)

Amerika Dihantam Bencana Beruntun

Warga AS panik pascagempa. (int)

Amerika Serikat (AS) agaknya sedang diazab oleh Allah SWT akibat sepak-terjangnya yang cenderung menzolimi banyak orang di dunia, terutama umat Islam dan negara-negara di Timur Tengah dan sekitarnya. Pasalnya, negara adidaya yang berada di bawah pengaruh kuat bangsa Yahudi itu dilanda bencana beruntun. Setelah didera krisis ekonomi yang memurukkan negara itu, kini AS diguncang gempa berkekuatan 5,8 pada skala ritcher (SR) dan gelombang panas yang mematikan.

Data berbagai sumber, Rabu (24/8/2011), menyebutkan, gempa mengguncang sepanjang pantai timur Amerika Serikat pada Selasa (23/3/2011) malam waktu Indonesia bagian barat (WIB) atau Rabu (24/3/2011) pukul 13.51 waktu setempat. Menurut badan Survei Geologi AS (USGS), gempa tersebut berpusat di Mineral Virginia pada ke dalaman 6 km dan berjarak sekitar 83 Km dari Washington DC, ibu kota AS. Kuatnya guncangan ini membuat Washington DC, New York dan kota-kota di sepanjang pantai timur AS ikut bergetar.

Masih menurut USGS, gempa ini merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi di pantai timur AS sejak 1897, dan kekuatannya menyamai gempa New York pada 1944. Gempa ini juga termasuk kejadian langka di AS karena biasanya gempa di negeri Barack Obama ini terjadi di sepanjang pantai barat yang masuk zona ring of fire.

Kuatnya guncangan gempa membuat panik penduduk di pusat gempa maupun yang di kota-kota terdampak. Di New York, Washington, dan Georgia misalnya, masyarakat panik dan berhamburan meninggalkan rumah-rumah dan gedung-gedung tempat mereka bekerja. Bahkan sebagian karyawan di Gedung Putih, gedung DPR AS dan Pentagon, dievakuasi, karena tak lama setelah gempa mengguncang, dua gempa susulan dengan skala lebih kecil, menyusul.

Koresponden Voice of Amerika (VoA) Helmi Yohannes yang sedang berada di kantornya di New York, kepada Metro TV megatakan, gempa itu membuat dirinya pusing, sehingga mengira dirinya mendadak sakit.

“Tapi belakangan saya tahu saya pusing akibat guncangan gempa,” katanya.

Belum ada laporan tentang adanya korban jiwa akibat peristiwa ini, namun sejumlah bangunan dikabarkan rusak, termasuk di antaranya gedung Katedral Nasional.

Kepolisian Federal mengatakan, gempa ini juga membuat dua reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di North Anna, tak jauh dari pusat gempa, langsung dimatikan guna mengantisipasi kalau jangan-jangan akibat gempa, reaktor PLTN tersebut rusak atau meledak seperti yang terjadi di Fukushima, Jepang, ketika negara itu diguncang gempa berkekuatan 9 SR pada 11 Maret 2011 (selengkapnya KLIK DI SINI). Otoritas Nuklir AS (NRC) bahkan terpaksa harus menenangkan warga di sekitar PLTN tersebut dengan mengatakan bahwa gempa tidak membuat PLTN itu menjadi membahayakan. Dominion Resources, perusahaan yang mengoperasikan PLTN melalui jubirnya, Jim Norvelle, menyatakan, PLTN dirancang untuk tahan terhadap gempa hingga 6,2 SR.

Namun demikian, baik Dominion maupun NRC tak dapat memastikan kapan PLTN berdaya 1.806 megawatt ini dapat dioperasikan kembali.

Gempa yang berlangsung singkat, hanya 30 detik, itu juga mengganggu jaringan sambungan telepon selular selama beberapa saat sehingga warga tak dapat menghubungi sanak saudara dan kerabatnya melalui jaringan itu.

“Gempa juga menyebabkan kemacetan di hampir seluruh penjuru kota. Sistem transportasi Metro sangat penuh sehingga banyak orang yang jalan kaki atau bersepeda untuk pulang ke rumah,” jelas Peter Walker, seorang warga New York kepada BBC.

Penerbangan dari New York juga ditunda sementara karena otoritas penerbangan menjadi sibuk memeriksa apakah ada fasilitas yang rusak. Namun tak lama kemudian aktifitas penerbangan di Bandara John F Kennedy dan Newark kembali normal.

Gelombang Panas

Sebelumnya, Jumat (22/7/2011), kawasan tengah dan timur Amerika Serikat dan Kanada dilanda gelombang panas dengan suhu udara mencapai 37 derajat celcius. Musibah ini menyebabkan 22 orang meninggal dunia.

Layanan cuaca AS sempat memperingatkan kalau kelembaban uara dan panas di kawasan timur berada pada level bahaya dan suhu tidak akan turun setidaknya hingga hari Minggu (24/7/2011).

Dari 22 korban meninggal, 13 di antaranya warga di negara bagian Missouri, dan sisanya di negara bagian Oklahoma, kota Hutchinson, dan Kansas. Korban tewas di antaranya anak berusia tiga tahun dan tiga orang lansia (lanjut usia).

Gelombang panas ini juga berdampak terhadap ternak dan tanaman pangan. Di Minnesota, tingkat kematian ternak mencapai angka tertinggi dalam tiga dasawarsa. Di antara hewan ternak yang mati, terbanyak ayam kalkun.

Resesi Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, hingga kini perekonomian Amerika semakin terpburuk akibat krisis perekomian yang dipicu ketidakmampuan para kreditor rumah membayar cicilan kreditnya. Krisis yang mulai terjadi di penghujung 2008 ini tak hanya membuat bangkrut sekitar 100 lembaga finansial gulung tikar, namun juga membuat angka pengangguran melonjak drastis karena lembaga-lembaga keuangan tersebut mem-PHK ribuan karyawannya. Bahkan krisis Amerika ini telah melebar ke Eropa dan terancam menjadi resesi global (berita terkait KLIK DI SINI).

Seperti diketahui, kebijakan luar negeri AS cenderung mengintervensi kebijakan-kebijakan negara lain. Setelah ‘merusak’ Irak dan Afghanistan dengan dalih perang terhadap terorisme, AS ditengarai berada di belakang revolusi Mesir, Tunisia, Yaman, Libya, dan beberapa negara di Timur Tengah dan sekitarnya. AS tentu saja tidak sendiri dalam hal ini karena didukung sekutu-sekutu setianya, seperti Inggris dan Perancis. Akibat campur tangannya di negara-negara orang, AS telah menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah hanya untuk membiayai kebijakannya itu.

29 Tokoh Minta SBY Berani Tidak Koruptor

‘Omong kosong’ Presiden SBY dalam hal pemberantasan korupsi tidak membuat sejumlah tokoh nasional yang peduli pada kondisi negara tidak patah arang. Mereka  mengirim surat terbuka kepada presiden yang juga ketua dewan pembina Partai Demokrat itu agar lebih berani dalam menindak koruptor.

Surat tersebut dikirimkan pada Sabtu (20/8/011) dan ditandatangani oleh 29 orang. Yakni Anies Baswedan, Anita Wahid, Bambang Widodo Umar, Betti S. Alisjahbana, Burhanuddin Muhtadi, Danang Widoyoko, Eep Saefulloh Fattah, Eddy Swandi Hamid, Endriartono Sutarto, Erry Riyana, Faisal Basri, Hamid Chalid, Ikrar Nusa Bakthi, Imam Prasodjo, Komaruddin Hidayat, M. Ichsan Loulembah, Mas Achmad Santosa, Monica Tanuhandaru, Natalia Soebagjo, Ratih Sanggarwati, Rhenald Kasali, Saldi Isra, Teten Masduki, Atika Makarim, Todung Mulya Lubis, Yenni Wahid, Yunarto Wijaya, Zainal Arifin Muchtar, dan Zumrotin K. Susilo.

“Kepada Presiden RI kami memberikan dukungan keberanian untuk melakukan langkah-langkah aktif dan nyata,” kata para tokoh yang tergabung dalam koalisi tokoh nasional tersebut.

Dalam suratnya, ke-29 tokoh tersebut juga meminta agar SBY menggunakan kewenangan tertingginya sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk melindungi negara dan warga bangsa dari serangan balik koruptor. Berikut adalah isi surat terbuka yang dikirimkan kepada SBY tersebut.

Kepada Presiden Republik Indonesia, kami memberikan dukungan keberanian untuk melakukan langkah-langkah aktif dan nyata, menggunakan kewenangan tertinggi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, serta sebagai pemegang mandat Rakyat Indonesia, untuk melindungi negara dan warga bangsa:

– Dari serangan balik para koruptor,
– Dari kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada kebutuhan dasar rakyat banyak,
– Dari pemiskinan terstruktur karena penguasaan sumberdaya ekonomi oleh segelintir kelompok,
– Dari ketidakpastian hukum dan penegakan hukum yang tidak adil,
– Dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang diambil atas dasar kepentingan politik jangka pendek.

Jakarta, enam puluh enam tahun setelah Indonesia merdeka.

Tertanda, rakyat Indonesia.

Seperti diketahui, hingga kini komitmen SBY dalam memberantas korupsi memang sangat diragukan karena meski sang Presiden pernah menyatakan bahwa dirinya berdiri di depan dalam memberantas korupsi, namun pada 2010 lalu untuk merayakan HUT RI sejumlah koruptor, termasuk Aulia Pohan (besannya), diberi remisi (pengurangan masa tahanan), sehingga dapat bebas dari penjara. Tahun ini, untuk menyambut hari yang sama, 21 koruptor kembali diberi remisi.

Akibat korupsi, Indonesia terpuruk, sehingga jumlah warga miskin dan angka pengangguran tak dapat ditekan. Lebih parah lagi karena selain merupakan surga bagi para koruptor, negara ini, Indonesia, juga merupakan surga para mafia sehingga penggunaan anggaran negara dan penegakan hukum diselewengkan. Mafia yang bercokol di negara ini adalah mafia anggaran, mafia hukum, mafia peradilan, mafia pemilu, mafia tanah, dan lain-lain. Kasihan negara ini.

Misteri Nazaruddin

Ada yang sedang dipendam Muhammad Nazaruddin dalam hati dan fikirannya? Apakah dia benar sedang dalam tekanan sehingga tak mau lagi berkoar-koar seputar kasus suap Wisma Atlet Sea Games, Palembang, yang membuatnya dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)? Atau dia sedang bersiasat untuk mendapatkan simpati publik agar dianggap sebagai orang yang hanya dikorbankan oleh rekan-rekannya dalam kasus itu?

VIVAnews melansir kalau Nazaruddin akan berkoar-koar lagi jika KPK memindahkan tempat penahanannya dari Rutan Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, ke Rutan Cipinang. Tapi itu pun, seperti dituturkan kuasa hukumnya, OC Kaligis, mantan bendahara umum Partai Demokrat dan anggota Komisi III DPR RI hanya akan buka-bukaan kepada LSM dan DPR.

Nazaruddin berjanji akan membuka semua hal yang ia ketahui di depan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Namun selama dia masih ditahan di Mako Brimob, jawaban yang dia berikan atas semua pertanyaan yang diajukan KPK selama dirinya diperiksa cuma satu; hukumlah saya seberat-beratnya. Cuma itu,” kata Kaligis usai membesuk Nazaruddin, Sabtu (20/82011).

Kaligis mengaku, kepadanya Nazar juga menegaskan lagi keinginannya untuk berbicara bebas tanpa banyak ditutup-tutupi di KPK. Namun dia juga minta penanganan kasus dirinya jangan direkayasa.

Sepeti diketahui, sejak dipulangkan Interpol dari lokasinya ditangkap di Cartagena, Kolombia, pada 12 Agustus 2011, dan kemudian diperiksa KPK sebagai tersangka pada 18 Agustus 2011, Nazaruddin bungkam, tidak lagi berkoar-koar tentang kasusnya yang menurut dia melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan sejumlah anggota DPR seperti Angelina Sondakh, Nirwan Amir dan I Wayan Koster, serta tidak lagi menyebut-nyebut soal keterlibatan mafia anggaran dalam pengerjaan proyek-proyek di BUMN, seperti proyek pembangunan Wisma Atlet yang merupakan proyek Kementerian Pemuda dan Olah Raga.

Bahkan, Nazar menulis surat kepada Presiden SBY yang intinya meminta agar anak dan istrinya jangan diganggu karena ia siap dihukum sendirian, dan takkan lagi menyebut-nyebut keterlibatan Partai Demokrat maupun KPK dalam kasus Wisma Atlet.

Namun Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, tak ada alasan kuat bagi pihaknya untuk mengabulkan permintaan Nazaruddin agar dipindahkan dari Rutan Mako Brimob ke Rutan Cipinang.

“Sampai detik ini, tidak ada alasan kuat. Jadi, sementara di Brimob saja,” kata Busyro usai buka bersama di Pusat Kajian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pusham) Universits Islam Indonesia Yogyakarta, kemarin malam.

KPK bahkan akan membatasi pembesuk Nazaruddin, termasuk pengacara dan keluarganya. Busyro yang sebelumnya pernah aktif sebagai pengacara pun tidak diperbolehkan setiap saat membesuk kliennya di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta. “Kalau enggak ada urgensi yang jelas, akan kami tolak. Itu hak KPK lho, yang harus dihormati siapa pun juga,” kata Busyro.

Saat ini beredar isu kalau Nazaruddin memang sedang diancam. Pasalnya, tiga hari sebelum diperiksa KPK atau 15 Agustus 2011, Nazaruddin dikunjungi sejumlah anggota DPR. Entah apakah dalam kunjungan itu anggota DPR mengancamnya ataukah tidak, tapi yang pasti ketika kemudian diperiksa KPK, dia bungkam, baik soal kasus Wisma Atlet yang katanya melibatkan Anas Urbaningrum cs, maupun tentang mafia anggaran.

Yang pasti, kebungkaman Nazaruddin mengecewakan rakyat Indonesia, karena rakyat berharap melalui dia semua praktek busuk para politisi dan partai dalam mengangkangi ruang rakyat yang dikutip melalui pajak, dapat dibongkar. Entah akan semarah apa rakyat Indonesia jika KPK tak mampu mengungkap kasus Nazaruddin hingga ke akar-akarnya.

Istri Nazaruddin Kini Jadi Buruan Interpol

Profil Neneng Sri Wahyuni, istri mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, akhirnya ditayangkan di laman resmi Interpol. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya menetapkan Neneng sebagai tersangka kasus korupsi proyek pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) pada 2008.

Dari laman Interpol yang diakses Sabtu (20/8), Neneng termasuk dalam kategori ‘Wanted’. Berbeda dengan buron kasus suap Nunun Nurbaetie yang ditulis dengan nama keluarganya, Daradjatun, nama Neneng tetap ditulis ‘Sri Wahyuni, Neneng’.

Laman interpol menuliskan Neneng lahir di Pekanbaru, Indonesia pada 15 Februari 1982. Neneng disebut fasih berbahasa Inggris dan Indonesia.

Menurut laman Interpol, Neneng disebut memiliki tinggi badan 164 centimeter dengan berat 57 kilogram. Baik mata maupun rambut Neneng disebut berwarna hitam. Laman Interpol juga menampilkan dua pas foto Neneng yang mengenakan baju berwarna hitam.

KPK melalui Wakil Ketua KPK Mochammad Jasin mengatakan telah mengajukan red notice terhadap Neneng sejak 11 Agustus lalu.

Pada Kamis (18/8), Jasin mengaku pengajuan nama Neneng sempat terganjal kurangnya berkas sidik jari.

“Kami mengidentifikasi (Neneng) belum berada di dalam negeri. Ada beberapa kelengkapan yang mesti dilengkapi. Yaitu sidik jari, itu sudah dikirim. Kurangnya hanya itu saja. Hari ini atau kemarin telah berkoordinasi,” ujar Jasin yang merupakan komisioner bidang informasi dan data.

Pada Minggu (14/8), KPK baru menetapkan Neneng sebagai tersangka kasus korupsi proyek pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) pada 2008.

Sebelum hengkang ke luar negeri, Neneng tercatat dua kali tidak hadir dari jadwal pemeriksaan penyidik sebagai saksi memberi keterangan terkait proyek pengadaan barang yang membuat negara rugi sekitar Rp8,9 miliar tersebut.

Penetapan tersangka tersebut terjadi beberapa hari setelah Neneng diduga turut menemani Nazaruddin ke Singapura dan kemudian melanglang buana ke beberapa negara, terakhir ke Kolombia, dimana akhirnya, pada 7 Agustus lalu, Nazaruddin ditangkap aparat setempat dan kemudian dipulangkan ke Indonesia. Ketika Nazaruddin tertangkap, wanita itu diketahui bersama suaminya dan dua orang lainnya, namun kemudian lenyap tanpa bekas.

Nazaruddin sendiri kini mendekam di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, dan sedang diperiksa KPK. Namun pada pemeriksanaan kemarin, Nazaruddin bungkam. Dia bahkan berkirim surat kepada Presiden SBY yang intinya meminta agar istri dan anak-anaknya tidak diganggu, karena dia siap menanggung sendiri akibat dari perbuatannya, tanpa menyeret-nyeret lagi para elit Partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh, dan pejabat KPK seperti Chandra M Hamzah. Nazaruddin diduga telah diancam oleh pihak tertentu agar tidak terus ‘bernyanyi’.

Selain Neneng, tersangka lainnya dalam kasus yang menjeratnya adalah Timas Ginting yang merupakan pejabat pembuat komitmen di Ditjen Pembinaan Pengambangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT).

Dua Pejabat KPK Diancam Dibunuh

Chandra  dan Ade Raharja. (int)

Rakyat Indonesia saat ini sedang menyaksikan tayangan ‘Sinetron bertema hukum’ yang amat menggelitik, namun juga mengherankan dan mengundang rasa ingin tahu akan kebenaran fakta-faktanya. Pasalnya, mantan bendahara umum Muhammad Nazaruddin menyebut kalau Wakil Ketua KPK bidang pencegahan Chandra M. Hamzah dan mantan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja terlibat dalam merekayasa kasusnya, namun KPK membeberkan kalau keduanya pernah diancam akan dibunuh karena menangani kasus Nazaruddin. Masak, sih?

Adalah Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua yang mempublish isu ini, Senin (15/8/2011) dan disebarluaskan media cetak dan elektronik. Kata Abdullah, rencana membunuh kedua orang itu terungkap berdasarkan rekaman percakapan (taping) pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kasus suap itu. Taping tersebut merupakan inventaris KPK dan sudah diperdengarkan di depan Komite Etik.

“Sudah kita dengar, ancaman ke pimpinan KPK Chandra dan Ade,” ujar Abdullah di Gedung KPK.

Sayang Abdullah enggan mengungkap pihak yang merencanakan pembunuhan terhadap Chandra dan Ade. Dia enggan mengungkap dalam rekaman percakapan siapa dengan siapa, rencana pembunuhan itu terlontar. “Pokoknya ada rencana itu, kalau namanya disebutkan bisa kabur dia nanti,” katanya.

Sikap tertutup soal pihak yang merencanakan membunuh Ade dan Chandra juga dipilih oleh anggota Komite Etik Syafii Ma’arif. “Itu preman doang, saya tidak mau menyebut. Preman kalau bukan mengancam bukan preman,” ucapnya.

Informasi yang didapat Tribun menyebut, rencana pembunuhan terhadap Chandra dan Ade datang dari rekaman percakapan Albert Panggabean, staf Nazaruddin di Permai Group, dengan seseorang lain yang juga diduga staf Nazaruddin. Albert sudah dicegah bepergian ke luar negeri oleh Direktorat Imigrasi KemenkumHAM. Dia dicegah bersama Gerhana Sianipar dan Hasyim serta M. Nasir. Chandra dan Ade ingin dihabisi lantaran takut “menyusahkan” dan atau membahayakan hidup Nazaruddin dengan tindakan mereka mengusut kasus suap pembangunan Wisma Atlet.

Pembicaraan Albert dengan seseorang lain itu sendiri terekam setelah Ade memerintahkan jajarannya untuk menyadap ponsel milik Nazaruddin dan orang-orang yang dekat dengannya. Ade memerintahkan penyadapan itu setelah pertemuan keduanya dengan Nazaruddin di restoran Jepang di kawasan Casablanca pada 2010 lalu.

Mindo Rosalina Manullang, mantan bawahan Nazaruddin di Permai Group mengaku mengenal sosok Albert. “Saya kenal dengan Albert, tapi nggak tahu apa hubungannya dengan Pak Nazar,” ujarnya di Pengadilan Tipikor. Namun demikian, Rosa mengaku tak tahu adanya rencana pembunuhan Chandra M Hamzah dan Ade Rahardja.

Rekan Chandra sesama Wakil Ketua KPK bidang penindakan Bibit Samad Riyanto memastikan rencana pembunuhan itu tak dilaporkan KPK ke kepolisian. Senada dengan Abdullah dan Syafii Ma’arif, Bibit pun enggan mengungkap pihak perencana pembunuhan Chandra.

“Kita memang dengarkan itu untuk lengkapi mind para petugas yang ditunjuk komite etik, jadi komite etik tahu backgroundnya,” katanya.

Seperti diketahui, KPK telah menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet Sea Games, Palembang. Dalam jumpa pers pasda Minggu (14/8/2011) malam, Ketua KPK Busyro Muqqodas mengatakan, Nazarudin bukan hanya tersangkut kasus ini, namun juga 31 kasus lain yang saat ini sedang dalam penyelidikan dan penyidikan. Kerugian negara atas 31 kasus ini mencapai Rp6,037 triliun. Semua kasus merupakan kasus suap dalam pengerjaan proyek di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di antaranya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).

Khusus untuk kasus suap Wisma Atlet, Nazaruddin menyeret sejumlah nama yang dinyatakan ikut terlibat dan ikut menikmati uang dari hasil patgulipat proyek di Kemenpora tersebut, yakni ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, anggota DPR RI Angelina Sondakh, I Wayan Koster, dan Nirwan Amir. Nazar sendiri saat ini mendekam di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, setelah tertangkap Interpol di Cartagena, Kolombia, dan dipulangkan ke Indonesia dengan pesawat khusus yang dicarter pemerintah Indonesia dengan harga Rp4 miliar. Dia kini nampak tertekan dan bingung. Bahkan kepada anggota DPR yang mengunjunginya, Senin (15/8/2011), mantan anggota Komisi III DPR ini mengaku sudah dua hari tidak makan karena takut makanannya diracuni.

Luar biasa memang jalan cerita sinetron berjudul “Kasus Suap Wisma Atlet Sea Games” ini.

Radiasi Nuklir Jepang Capai Amerika

Gempa bumi berkekuatan 9 pada skala Ritcher (SR) yang mengguncang pesisir timur Jepang pada Maret 2011 yang memicu datangnya gelombang tsunami, semakin memperlihatkan dampaknya yang luar biasa. Pasalnya, gempa yang juga membuat reaktor nuklir di Fukushima ikut meledak, mengirimkan radiasinya hingga ke Amerika.

Seperti dilansir Vivanews, Selasa (16/8/2011), belerang radioaktif dari reaktor nuklir Fukushima terdeteksi di California, Amerika Serikat. Namun, para peneliti menyatakan radioaktif itu belum membahayakan kesehatan manusia.

Menurut peneliti dari University of California, San Diego, Mark Thiemens, konsentrasi radio aktif di kawasan California itu meningkat lebih tinggi dari kadar normal.

“Kadar yang tercatat tidak masalah bagi kesehatan manusia. Bahkan, butuh instrumen sensitif untuk mengukur peluruhan radioaktif selama berjam-jam setelah pengumpulan partikel untuk mengetahui jumlah radiasinya secara tepat,” kata Thiemens sebagaimana dilansir laman foxnews.com, Senin 15 Agustus 2011.

Reaktor nuklir Fukushima yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) rusak akibat terjangan tsunami 11 Maret 2011 silam. Akibat kerusakan ini dasar menara ventilasi antara reaktor unit satu dan dua bahkan telah terpapar radiasi dalam tingkat yang mematikan (selengkapnya KLIK DI SINI)

Para peneliti menemukan sampel susu di California, Colorado, Connecticut, dan Massachusetts tercemar yodium aktif meski dalam kadar yang rendah. Menurut pejabat badan perlindungan Amerika, tingkat radiasi itu sangat kecil. Penelitian tingkat belerang aktif dilakukan di Scripps Institution of Oceanography di La Jolla, California, 28 Maret hingga 1 April yang lalu.

58 WNI Jadi Buruan Interpol

Muhammad Nazaruddin hanya segelintir buronan asal Indonesia yang berhasil diringkus International Police (Interpol). Menurut data http://www.interpol.int, saat ini masih ada 58 lagi WNI yang masih buron di berbagai negara di dunia, terutama di kawasan Asia.

Dalam data yang tertera pada identitas para buron tersebut, diketahui kalau mereka lari dari Indonesia demi menghindari proses hukum karena terlibat kasus pencucian uang (money loundring), korupsi, narkoba, terorisme, hingga penyeludupan manusia.

Masih ingatkah Anda pada Edy Tanzil? Terpidana 20 tahun penjara atas kasus pembobolan Bank Bapindo sebesar Rp1,3 triliun itu masih tercatat dalam data Interpol karena yang bersangkutan masih juga belum tertangkap meski kabur dari LP Cipinang pada 2005. Yang terbaru, sebelum Nazaruddin, adalah Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakapolri Adang Dorodjatun yang saat ini menjadi anggota DPR, akibat tersangkut kasus suap pemilihan gubernur BI Miranda Gultom.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam membantah jika banyaknya buron yang masih belum tertangkap akibat pihaknya tidak serius dalam memburu para penjahat itu.

Menurut dia, Nazaruddin dapat tertangkap dengan cepat karena sering menggunakan alat komunikasi untuk berhubungan dengan sejumlah media massa, sedang buronan lain sebaliknya.

“Iya, mudah (menangkap Nazaruddin) karena Nazaruddin sering melakukan komunikasi melalui HP-nya,” ujar Anton, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (11/8).

Anton menambahkan, Polri serius dalam melakukan pengejaran terhadap buronan lainnya. Namun ia mengakui tidak mudah untuk menangkap mereka “Tidak ada diskriminasi. Semua (buronan) sudah kami keluarkan red notice,” tegas dia.

Inilah nama 58 buron yang diburu Interpol tersebut;

Bahari Piong, Hengky Prasetya, Eko Edi Putranto, Sahiron, Irawan Salim, Budi Mulya Santoso, Sumiyati Parno,Kamir Santoso, Leonard Sgiarto Santoso, Sofyan Sarabin, Imam Saudi , Hartono Tirto Susielo Sentoso, Mario A. Setiawan, Dapit Sinaga, Lidia Silau.

Leonard Patar Muda Sinaga, Lisbet Aprilawaty Sinaga, Sudiman Sunoto, Anton Tantular, Theresia Dewi Tantular, Sudjiono Timan, Joko Soegiarto Tjandra, Benny Wenda, Hendra Widjaja, Fardy Cahyadi Widjaya, Hendro Wiyanto, Denley Wono, dan Andi Putri Zahara

Kemudian ada Adelin Lis, Wijayanto Ang, Ricky Chen, Nurdian Cuaca, Hartawan Aluwi,David Tjioe, Agus Djunara, Eddy Gazali, Muhammad Malik Gerhana, Lisa Evijanti Imam Santoso, Rico Hendrawan Imam Santoso, Andy Irawan, Yudi Kartolo.

Sherny Kojongian, Wing Laksono, Thio Huij Lie, Elriva Krisnawati Lioe, Hendry Guntoro Lioe, Sherly Mandagi, Mariana, Dewi Marita, Lioe Oij Min, Samir Musaev, Widyantono, Mangirim Napitupulu, Fitri Noho, dan Sunjaya Saputra Ong.

(dari berbagai sumber)

Otak Kasus Bom Bali I Dipulangkan ke Indonesia

Salah satu otak peristiwa bom Bali I pada 2002, Umar Patek, dikabarkan telah tiba di Indonesia. Menurut sumber Tempo, Umar Patek dibawa dari Pakistan dengan pengawalan ketat tim Detasemen Khusus Antiteror 88.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai membenarkan bahwa Umar Patek sudah sampai di Indonesia. “Ya, sudah sampai di Indonesia,” kata Ansyaad Mbai kepada Tempo, Kamis, 11 Agustus 2011.

Umar Patek, teroris asal Pemalang, Jawa Tengah, yang menjadi buronan internasional, ditangkap aparat keamanan Pakistan. Umar Patek alias Abdul Ghoni alias Abu Syeikh alias Umar Arab dikabarkan ditangkap oleh aparat keamanan Pakistan pada Maret 2011. Ia salah satu otak pelaku bom bali I pada 2002 yang sampai saat ini belum tersentuh hukum.

Umar Patek disebut sebagai salah satu buronan teroris berbahaya sehingga pemerintah Amerika Serikat pun menghargai kepalanya sebesar US$ 1 juta (Rp 8,7 miliar).

Umar Patek kabur dari Indonesia pada 2003 lalu dengan bantuan Abdullah Sonata dan organisasi Kompak pimpinannya. Ia sempat bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro, Filipina (MILF).

« Older entries