10 Foto Ilusi yang Mengagumkan

Ilusi optis yang tercipta dari hasil foto selalu membuat kita berpikir beberapa kali sebelum akhirnya mengerti gambar sebenarnya. Mungkin sudah beberapa kali saya menghadirkan kumpulan foto bertema ini. Namun dengan bertambahnya koleksi baru, tak salah berbagi kembali.

Toh, kita akan selalu tergelitik saat menyadari foto yang sebenarnya. Selamat menikmati…

Lihat foto terakhir di atas, apakah ini gambar ulat bulu tanduk berwarna indah? Coba perhatikan sekali lagi.

Sumber:
oddee.

Aneh, Makan Wortel Kulit Berubah Oranye

Akibat gangguan metabolisme, seorang bocah di Inggris jadi seperti bunglon karena warna kulitnya bisa berubah-ubah. Jika terlalu banyak makan wortel, warna kulitnya berangsur-angsur akan menjadi oranye seperti wortel yang dimakannya.

Leo Barnett (3 tahun), bocah laki-laki asal Hampshire mengalami kondisi langka yang disebut hyper-beta carotenemia. Kondisi yang baru pertama kali ditemukan di Inggris ini membuat tubuh Barnett tidak bisa memetabolisme beta karoten, yang terkandung dalam wortel.

medicmagic.net
Di dalam wortel maupun buah dan sayuran lainnya, beta karoten merupakan kandungan yang memberikan warna oranye atau jingga. Sementara di dalam tubuh manusia, beta-karoten akan diubah menjadi vitamin A yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan mata.

Karena tidak mampu mengolah beta-karoten, tubuh Barnett akan kelebihan senyawa pemberi warna oranye sehingga warna kulitnya berubah. Selain itu, daya tahan tubuhnya juga menurun karena tidak ada satupun yang diubah menjadi vitamin A sehingga Barnett rentan mengalami infeksi.

Anggie (40 tahun), sang ibu mulai menyadari adanya kelainan pada anaknya saat Barnett baru berusia 6 bulan. Ketika itu, Barnett mengalami pneumonia atau radang paru-paru berat yang hampir saja merenggut nyawanya dan langsung memeriksakannya ke dokter.

“Ginjal dan hatinya gagal berfungsi dan saat itu warna kuning-jingga mulai muncul. Kami kira masalahnya akan hilang dengan sendirinya tapi hingga sebulan kemudian masih tetap oranye,” kata Anggie seperti dikutip dari Dailymail.

Setelah beberapa kali ganti dokter, akhirnya Anggie membawa Barnett untuk tes darah. Berdasarkan hasil tes itulah, para dokter berkesimpulan bahwa tubuh Barnett tidak memproduksi suatu enzim untuk mencegah penumpukan beta-karoten di dalam tubuh.

Dalam kondisi normal, kelebihan beta-karoten tidak menyebabkan dampak yang fatal. Namun pada Barnett, kelebihan ini tidak hanya membuat tubuhnya menjadi oranye, tetapi juga membuat dirinya rentan infeksi seperti saat 2 kali kena pneumonia, dan 1 kali kena flu babi saat berusia 2 tahun.

Karena belum ada pengobatan yang benar-benar manjur, Barnett sampai sekarang harus mengonsumsi suplemen vitamin A untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Bukan itu saja, Barnett juga harus melakukan tes darah secara rutin tiap 6 bulan untuk melihat kadar vitamin A di dalam tubuhnya.

Konsumsi buah-buahan serta sayuran yang memiliki unsur warna kuning kemerahan juga harus dibatasi pada Barnett. Menurut Anggie, satu-satunya sayuran yang boleh dikonsumsi oleh Barnett hanyalah kembang kol karena paling sedikit mengandung beta-karoten.

Sumber:
detik.

Helai Daun Gugur yang Penuh Shalawat

Mbah Diyem, setiap hari mencari nafkah berjualan kerupuk puli di Pasar Bandar, Kediri. Nenek tua sebatang kara ini berjalan kaki dari rumahnya di lereng Gunung Klotok, Sukarame yang berjarak sekitar 14 km.

Kakinya bengkak, lehernya membengkak karena penyakit gondong menjadi pelengkap kemiskinan yang dideritanya. Bisa dibayangkan, betapa beratnya beban hidup mbah Diyem.

Ilustrasi / weeklyristinw.wordpress.com
Setiap selesai berdagang, ia selalu mampir di Masjid Baiturrahman di Jalan Penanggungan, tak jauh dari Pasar Bandar. Halaman masjid yang dipenuhi pepohonan rindang menjadi tempat bernaung nan nyaman bagi para musafir.

Setelah berwudhu, mbah Diyem masuk ke masjid, mengambil mukena, dan melakukan sholat Dzuhur. Setelah membaca wirid, ia ke halaman masjid dan mengumpulkan dedaunan yang terserak di berbagai penjuru.

Sehelai demi sehelai dikutipnya. Tak satu pun dibiarkan tertinggal di pelataran. Dengan tenaga seorang nenek tua ditambah panasnya siang membuatnya berpeluh sekujur tubuh.

Kelakuannya setiap hari ini membuat para takmir masjid dan pelajar SMP Muhammadiyah yang sehari-hari berada di lingkungan masjid menjadi iba melihatnya.

Pada suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum sang nenek datang. Ketika mbah Diyem datang usai sholat ingin melakukan pekerjaan rutinnya, betapa terkejut karena tidak ada satu helai daun yang berserakan di halaman masjid.

Ia kembali ke masjid dan menangis sambil bertanya kepada semua orang mengapa dedaunan itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang di dalam masjid menjawab, karena mereka kasihan melihatnya.

“Jika kalian kasihan melihatku, berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.” jawab mbah Diyem sembari menyeka air matanya.

Keesokan harinya mbah Diyem dibiarkan mengumpul dedaunan yang bertebaran di halaman masjid seperti biasa. Orang-orang tak mengerti.

Seorang pelajar Kelas 2 SMP Muhammadiyah memberanikan diri bertanya, dan mendapat jawaban, “Saya ini perempuan bodoh,” tuturnya.

“Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya mungkin tidak selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad S.A.W Setiap kali saya mengambil sehelai daun itu, saya mengucapkan selawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi datang menjemput saya. Biarlah semua daun itu menjadi saksi saya berselawat kepadaNya”….

Sumber: 
kopipahitku

Penjara Paling Bebas di Dunia

Menyebut kata penjara semestinya yang terbayang sel berjeruji dan terisolasi dari kehidupan normal. Bila begitu klasifikasinya, apakah yang satu ini bisa disebut demikian jika bisa membangun usaha, bahkan tinggal bersama anak istri di dalamnya?

Begitulah kenyataannya. San Pedro adalah penjara terbesar di La Paz, Bolivia dengan tahanan sebanyak 1.500 di dalamnya. Uniknya, para tahanan di sana memiliki komunitas lingkungan tersendiri laiknya kehidupan normal di luar penjara.
 

 journals.worldnomads.com
Di dalam sini terdapat restoran, pasar, supermarket, salon rambut, hingga hotel yang dikelola sendiri oleh para tahanan. Tanpa penjagaan dari satu orang sipir pun dan tanpa campur tangan polisi Bolivia dengan segala hal yang terjadi di dalam penjara (terkecuali tercipta kerusuhan besar-besaran).

San Pedro memiliki sistem pemerintahan sendiri. Seorang pemimpin akan dipilih secara demokratis. Bila terjadi masalah, hukum yang telah ditetapkan para tahanan inilah yang akan berlaku. Sehingga bila seorang tahanan dianggap keterlaluan, maka para tahanan lainnya akan bertindak.
 

 bigtravelweb.com
Namun, di dalam penjara ini, para tahanan harus membayar untuk sel mereka. Tidak peduli betapa kecil dan kotornya sel yang mereka diami.

Penjara San Pedro terbagi atas 8 sektor, mulai dari hunian paling kumuh hingga yang paling mewah. Tahanan yang sanggup membayar mahal dapat tinggal di bagian yang mewah dari penjara ini.

Tak mengagetkan bagi para tahanan kaya, sel (tanpa jeruji) dilengkapi dengan kamar mandi pribadi, dapur sendiri, TV kabel, bahkan jacuzzi! Tapi bayaran sewanya pun mahal. Tahanan yang ingin tinggal di dalam sel mewah seperti ini harus membayar sekitar USD 1000 hingga 1500 (sekitar 10 – 15 juta rupiah) selama masa tahanan mereka.

Bagi yang berkantung pas-pasan atau tahanan miskin,  terpaksa tinggal beramai–ramai dalam sebuah sel.
 

fractalenlightenment.com
 
 aroundthisworld.com
Seperti disebutkan sebelumnya, tanpa adanya sipir berarti tak ada yang mendapat jatah makanan penjara. Mereka harus bekerja seperti di kehidupan normal agar tetap hidup. Itulah sebabnya banyak yang membuka usaha dari mulai toko makanan dan sebagainya seraya mempekerjakan tahanan lain sebagai pegawai. Gaji yang diperoleh digunakan untuk membeli makan, membayar sewa tempat dan kebutuhan lainnya.

Tahanan di San Pedro boleh membawa anak istri untuk hidup bersama. Sebuah data menunjukkan ada sekitar 200 anak yang tinggal dengan ayah mereka yang menjadi tahanan di dalam penjara San Pedro.

Dulu, keunikan penjara San Pedro menjadi daya tarik wisatawan. Dengan membayar 250 peso, para wisatawan dapat melakukan tur keliling penjara. Bahkan beberapa tahanan pun mengelola tur keliling ini untuk menghasilkan uang.

Sejak terindikasi hal ini menjadikan kesempatan beberapa pihak sebagai peluang bertransaksi narkoba, maka mulau 2009 tidak ada lagi turis yang boleh masuk berwisata di dalam penjara San Pedro.

 

Sumber:
jadiberita

Dulu Ada Republik Lan Fang di Indonesia

Kisahnya bermula di abad 18. Lan Fang berawal dari sebuah kongsi tambang orang Tionghoa dari etnis Hakka. Letaknya di Pontianak, Kalimantan Barat.

Penduduk Lan Fang saat itu semacam “negara di dalam negara”. Republik Lan Fang berdiri pada tahun 1777, mereka masih membayar upeti tanda tunduk kepada Kesultanan Sambas dan Mempawah di Kalbar, tapi sehari-hari mereka sangat otonom. 

Karena tata pemerintahannya sangat demokratis dibandingkan kongsi-kongsi lain yang umumnya bergaya feodal, secara tak langsung Lan Fang pun mendapat julukan “republik.” Diberi tanda kutip karena secara de facto, tidak ada pengakuan internasional kepada republik ini.

Meski, kenyataannya, syarat untuk terbentuknya sebuah republik telah terpenuhi. Tak cuma punya rakyat dan wilayah, Lan Fang rutin menghelat pemilu untuk memilih “presiden.” Lan Fang juga memiliki sistem perekonomian, perbankan, dan Hukum sendiri. Republik ini mampu bertahan hidup selama 107 tahun.

Bendera Republik Lan Fang berbentuk empat persegi panjang berwarna kuning dengan lambang dan kalimat “Lan Fang Ta Tong Chi”. Panji kepresidenan berbentuk segi tiga berwarna kuning dengan kata “Chuao” ( Jenderal ). Pejabat tingginya berpakaian ala Tiongkok kuno, sedangkan yang berpangkat lebih rendah mengenakan pakaian ala barat.

Lo Fang Pak, seorang guru dari Kwangtung – Cina merupakan pendiri sekaligus Presiden pertama Republik Lan Fang yang berjasa menyatukan puluhan ribu orang Tionghoa yang saat itu berburu emas sampai ke Kalimantan Barat.

Presiden pertama Lan Fang Lo Fang Pak
Hebatnya, Republik Lan Fang kala itu sudah membangun jaringan transportasi, punya kitab undang – undang hukum, menyelenggarakan sistem perpajakan, mengembangkan sistem pendidikan, pertanian dan pertambangan, bahkan punya ketahanan ekonomi berdikari, lengkap dengan perbankannya.

Republik Lan Fang juga sangat disegani karena kemampuannya mengusir buaya di muara Kapuas. Bahkan setelah sukses membantu Sultan Kun Tien dalam perang melawan Kesultanan Mempawah dan kelompok Dayak, seluruh orang Tionghoa memilih berlindung pada Republik Lan Fang, termasuk Sultan Kun Tien sendiri.

Berbagai referensi juga menyebut kalau Lan Fang memiliki hubungan perdagangan yang disebut dengan segitiga emas. Yakni, menghubungkan antara Lan Fang, Tiongkok, dan negara di Semenanjung Malaysia, hingga Vietnam.

“Lemahnya kesultanan yang hanya tertarik dengan upeti membuat Lan Fang bebas bertransaksi dengan yang lain,” tutur budayawan Xaverius Fuad Asali.

Setelah 47 tahun berdiri dan tercatat punya 10 Presiden yang dipilih lewat Pemilu, akhirnya Republik Lan Fang takluk di tangan penjajah Belanda.

Alkisah, pada 1884, Singkawang, Kalbar, wilayah dimana Lan Fang berada, menolak untuk dikuasai Belanda. Akibatnya, wilayah yang saat ini dijuluki Kota Seribu Kelenteng itu diserang. Warga setempat pun kocar-kacir setelah sempat bertahan selama empat atau lima tahun bertempur. Mereka melarikan diri ke Sumatera lantas ke Medan.

Beberapa kemudian melanjutkan pelarian hingga ke Singapura dan melanjutkan pembangunan. Dan, tentu beranak pinak. Salah satu keturunannya adalah mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.

Susahnya Restorasi
Seperti dilansir JPNN, kini sedang diupayakan merestorasi kembali keberadaan Republik Lan Fang. Salah satunya, adalah situs lanfangchronicles.wordpress.co m yang tiga tahun ini sudah membuat pameran tentang Lan Fang di Singapura. Berbagai peninggalan Lan Fang telah pula direstorasi.

Mulai dari miniatur bentuk uang, menara perlindungan, lukisan-lukisan dan foto zaman dahulu, hingga membuat pagelaran puisi tentang perang kongsi. Pagelaran tersebut bahkan masuk menjadi agenda rutin Singapore Art Fest. Ironis memang, semua itu dilakukan oleh warga Singapura, bukan Indonesia sebagai pemilik sejarah.

Sayang, banyak arsip Republik Lan Fang yang dulu hilang. Menurut Soedarto – sejarawan Kalbar, arsip-arsip tentang Lan Fang sudah tidak ada lagi di tanah air. Termasuk juga arsip-arsip sejarah lainnya.

“Semuanya ada di luar, dibawa Raffles ke Inggris,” katanya. Ia juga menyebutkan kalau arsip negara yang dibawa menuju Inggris mencapai 30 ton. Kalau pun masih berada di museum Royal London, penelusuran itu sangat sulit dilakukan.

Hilangnya arsip dari tanah air bukan hanya terjadi saat era penjajahan saja. Pasca kemerdekaan juga ada, prasasti dan arsip tersebut dijual dengan satu alasan: ekonomi. Soedarto menyebut barang berharga itu rela ditukar dengan rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sumber:
jpnn
belantaraindonesia

Indahnya Padang Rumput Bawah Air

Di sebuah kaki pegunungan yang tertutup salju Austria ada danau unik. Kita bisa menikmati hijaunya padang rumput di bawah air.

Selama musim dingin, danau Grüner See di Styria hanya memiliki kedalaman 1 sampai 2 meter, sehingga daerah sekitarnya digunakan sebagai taman kota.

 

Saat suhu mulai meningkat pada musim semi, es dan salju di puncak gunung akan mencair dan mengalir turun ke cekungan tanah di bawahnya tempat taman tersebut berada. Air dari lelehan salju ini yang membuat danau meluap dan menutupi taman.

Danau tersebut memang terlihat berwarna hijau karena warna rumput dan dedaunan yang memantul dari bawah. Kita dapat menikmat rumput alpin dan bunga yang menggoda dengan goyangannya.

Yang terpenting, kondisi tubuh harus fit atau berani menahan dingin saat menyelam. Suhu air dari lelehan salju ini cukup dingin, mencapai empat derajat.

 

Sumber:
viva

10 Merk Mobil yang Gampang Dicuri

Ada yang memiliki mobil Ford F-Series? Perlu waspada atau mengganti kunci karena gampang dicuri. 10 daftar di bawah adalah mobil yang rentan dibobol, memang kebanyakan produk lawas sebelum tahun 2000, tapi tak ada salahnya lebih waspada.
 
badcreditcarloantoday.com
Sebuah penelitian yang dilakukan Biro Asuransi Korban Kriminalitas Amerika Serikat (National Insurance Crime Bureau/ NICB) menunjukkan, ada beberapa varian mobil favorit para maling. Mobil-mobil ini kerap menjadi sasaran, di antaranya, karena kuncinya relatif kuno sehingga gampang dibobol.

“Kunci berteknologi tinggi secara teori seharusnya mengurangi tingkat pencurian,” kata Presiden NICB Joe Wehrle, seperti dikutip dari MSNBC, Selasa, 28 Agustus 2012.

Dari seluruh mobil yang beredar di Amerika, NICB, mendata ada 10 mobil yang paling sering dicuri. Honda Accord 1994 dan Civic 1998 menduduki dua posisi teratas daftar tersebut lantaran masih mengadopsi kunci metal model lawas. Selain Honda, truk dan SUV lansiran Ford dan Dodge juga masuk dalam daftar ini.

Ingin tahu apa saja mobil-mobil yang gampang dicuri? Berikut ini daftarnya:

1. Honda Accord 1994

2. Honda Civic 1998

3. Ford F-Series 2006

4. Toyota Camry 1991

5. Dodge Caravan 2000

6. Acura Integra 1994

7. Chevrolet Silverado 1999

8. Dodge Ram 2004

9. Ford Explorer 2002

10. Nissan Sentra 1994

Sumber:
tempo.co

Sin Po, Tionghoa, Berperan Penting menyebarkan Indonesia Raya

Ada kisah menarik soal lagu Indonesia Raya dan warga Tionghoa. Sin Po, publikasi di jaman pra-kemerdekaan memegang peran penting sebagai penyebar teks lagu kebangsaan ke seluruh penjuru.

Dua pekan setelah dikumandangkan pertama kali secara instrumentalia pada 28 Oktober 1928 (pada Kongres Pemuda II), surat kabar Sin Po – koran milik keturunan Tionghoa di Indonesia – memuat syair “Indonesia Raya” pada 10 November 1928. Secara nyata, koran ini yang pertama kali memublikasikan lagu kebangsaan Indonesia, lengkap dengan partiturnya.

 
 antik-otara.blogspot.com
Di koran edisi bahasa Melayu itu, WR Supratman menulis dengan jelas ‘lagu kebangsaan’ di bawah judul Indonesia Raya. Naskah tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan tangga nada C dan dengan catatan ‘Djangan Terlaloe Tjepat’ (lihat Tionghoa Dalam Pusaran Politik; Benny Setiono)

Beberapa sumber lain menyebutkan WR Supratman menulis dengan tangga nada G dan irama Marcia.

 

Kata “Indonesia” dan “Tionghoa”
Sin Po, yang pertama kali terbit sebagai mingguan pada 1 Oktober 1910, juga merupakan surat kabar yang mempelopori penggunaan kata ‘Indonesia’ menggantikan ‘Nederlandsch-Indie’, ‘Hindia-Nerderlandsch’, atau ‘Hindia Olanda’. Harian ini juga yang menghapus penggunaan kata ‘inlander’ dari semua penerbitannya karena dirasa sebagai penghinaan oleh rakyat Indonesia.

Sebagai balas budi, pers Indonesia mengganti sebutan ‘Cina’ dengan ‘Tionghoa’ dalam semua penerbitannya. Dalam percakapan sehari-hari, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tjipto Mangoenkoesoemo kemudian juga mengganti kata ‘Cina’ dengan kata ‘Tionghoa’.

 Contoh terbitan Sin Po / tokohitamblackchamber.blogspot.com
Koran Sin Po saat itu memang memiliki pandangan politik yang pro-nasionalis Tiongkok. Namun karena alasan itu pulalah, yakni berdasar ajaran Dr Sun Yat Sen, Sin Po mendukung perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. Dalam San Min Chu I, Sun Yat Sen menulis perkembangan kemerdekaan Tiongkok tidak akan sempurna selama bangsa-bangsa di Asia belum merdeka.

Gerakan pro-nasionalis Tiongkok yang didukung Sin Po akhirnya sirna seiring dengan kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, yang juga banyak didukung tokoh-tokoh Tionghoa. Mereka yang menyatakan Tionghoa adalah bagian dari bangsa Indonesia pernah mengorganisir dalam Partai Tionghoa Indonesia (PTI) pada 1932.

Mereka barangkali sepandangan dengan Dr Josef Glinka SVD, antropolog senior dari Universitas Airlangga, bahwa soal pribumi atau tidak, hanyalah persoalan perhitungan waktu, kapan leluhur mereka datang ke Indonesia.

Hal inilah yang mungkin perlu disadari oleh mereka yang menebar kebencian terhadap etnis Tionghoa belakangan ini. Seperti kata Glinka, yang lebih dulu datang, tentu tidak boleh mencap yang kemudian sebagai non-pribumi.

Terima kasih kepada Sin Po, juga pada saudara kita warga Tionghoa, yang memungkinkan alunan biola WR Supratman tak lagi menjadi nyanyian sunyi.

 

Sumber:
merdeka

Penemuan Fosil Serangga Terbungkus Getah Karet

Di Pegunungan Alpen Dolomite, timur laut Italia, ilmuwan telah menemukan serangga tertua yang terbungkus dalam tetesan getah karet. Serangga jenis arthropoda (hewan beruas) ini diperkirakan 100 tahun lebih tua dari yang pernah ditemukan sebelumnya.
 
 
 
 
Tetesan sepanjang 2-6 milimeter ini ditemukan oleh Eugenio Ragazzi dan Guido Roghi dari Univeritas Pandova, Italia. Dari tetesan tesebut, dua jenis spesies serangga baru ditemukan yaitu Triasacarus Fedelei dan Ampezzoa Triassica. Keduanya tampak seperti kutu, mempunyai bentuk tubuh beruas, cakar dan bulu-bulu halus.

Triascarus dan Ampezzoa mempunyai habitat di tanaman. 256 Fosil Serangga Berusia 230 Juta Tahun Terbungkus Getah Karet Hasil mikroskop dengan pembesaran sebanyak 1000 kali.

Temuan ini diterbitkan dalam Proceeding National Academy of Sciences, jurnal ilmiah Amerika yang telah ada sejak tahun 1914. Penemuan ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik dari evolusi serangga di dunia.  

Triasacarus Fedelei (kanan), Ampezzoa Triassica (kiri).

 

Getah karet (amber) merupakan alat alamiah yang mempunyai peran penting bagi ahli paleontologi, karena kemampuannya mengawetkan organisme baik hewan dan tumbuhan secara akurat, serta mampu bertahan selama jutaan tahun.

Triascarus dan Ampezzoa hidup pada periode Triassic, sekitar 251 hingga 199 juta tahun lalu.

 

 
 
 
 
Sumber:
uniqpost

Bahasa Inggris Asalnya dari Turki?

Selama ini teori konvensional yang diterima, bahwa bahasa Inggris berasal dari Russia bagian barat daya sekitar 5000 tahun lalu. Namun, hipotesa baru muncul: bahasa Inggris berasal dari Turki sejak 9000 tahun lalu.

Untuk memahami hal ini, kita lihat dulu keluarga bahasa yang dibuat oleh para ahli bahasa, ethnolog. Menurut database etnologi, ada lebih dari 100 keluarga bahasa.

 womanatics.com
Keluarga bahasa adalah kelompok bahasa yang muncul dari satu nenek moyang, dikenal dengan nama bahasa proto.

Ahli bahasa mengidentifikasi keluarga-keluarga bahasa ini dengan cara mempelajari bahasa modern untuk mencari bunyi kata serupa yang seringkali menjelaskan hal serupa pula, seperti water [bahasa Inggris] dan wasser [bahasa Jerman]. Kata-kata homofon mewakili warisan bahasa.

Keluarga Indo Eropa adalah salah satu keluarga terbesar, lebih dari 400 bahasa diucapkan di lebih dari 60 negara dan asal muasal mereka tidak jelas.

Steppes atau Kurgan, para ahli teori yang menyatakan bahwa bahasa proto berasal dari Steppes di Rusia, di utara Laut Kaspia, sekitar 5.000 tahun silam. Inilah pendapat yang selama ini diterima oleh dunia.

Metode berbeda, semua berasal dari Turki
Namun pendapat tersebut mendapat antitesis yang disebut: Hipotesis Anatolia. Di akhir tahun 1980an hipotesa ini dikemukakan oleh Prof. Colin Renfrew (kini Lord Renfrew) yang menyatakan  bahwa bahasa itu berasal dari wilayah Anatolia di Turki, 3.000 tahun silam.

Untuk menentukan teori yang mana yang paling mungkin, Dr. Quentin Atkinson dari Universitas Auckland dan timnya menginterogasi evolusi bahasa menggunakan analisa phylogenetic.

Metode ini berarti Dr. Quentin dan tim peneliti Selandia Baru mempelajari epidemi virus dan membuat pohon silsilah bahasa Indo Eropa kuno dan modern untuk mengetahui kemana dan kapan bahasa keluarga itu pertama kali muncul.

 

Neolithic Anatolia / dienekes.blogspot.com
“Ini adalah aplikasi super dari metode evolusi biologi untuk memahami masalah dalam evolusi budaya, yaitu asal dan penyebaran bahasa-bahasa Indo Eropa,” ucap Prof Mark Pagel dari University of Reading, Inggris, yang terlibat dalam riset.

“Temuan ini juga menyimpulkan bahwa bahasa-bahasa Indo Eropa berumur sedikitnya 8.000 hingga 9.500 tahun dan seperti yang sudah lama dispekulasikan, berasal dari kawasan Anatolia yang sekarang dikenal dengan Turki dan menyebar dari sana,” urai Pagel.

Hipotesa mana yang kita terima, serta diakui oleh ahli bahasa? Menarik menggu hasilnya lebih lanjut.

 

Sumber:
bbc

« Older entries